BPBD Kabupaten Wonogiri Melakukan Survey Lapangan Untuk Pengajuan Bantuan Alat Deteksi Dini Tanah Longsor

  • Jun 20, 2019
  • artadiputra

sidorejo-wonogiri.desa.id Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Wonogiri, hari ini mendatangi Kantor Desa Sidorejo, Kamis (20/6/2019). Jumlah petugas yang datang sebanyak 2 orang dan diterima oleh Sekretaris Desa Sidorejo Shobari. Petugas BPBD Kabupaten Wonogiri Fendika mengatakan "Kami melakukan survey untuk mengumpulkan data lokasi yang rawan pergerakan tanah. Nantinya akan kami usulkan untuk mendapatkan bantuan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) berupa peralatan Early Warning System (EWS). Fungsinya untuk alat peringatan dini tanah longsor." Fendika menjelaskan bahwa alat tersebut nantinya akan dipasang di tempat yang aman. Dengan menggunakan sumberdaya berupa aki maka alarm pada alat tersebut akan berbunyi ketika pemicunya berupa tiang pancang yang ditancapkan di 3 titik mengalami pergeseran karena terjadi pergerakan tanah. "Setiap terjadi pergerakan tanah sejauh 15 cm maka alat tersebut akan berbunyi." Katanya. Nantinya setelah alat tersebut dipasang maka akan diadakan sosialisasi kepada penduduk setempat kemudian dilakukan simulasi tanggap bencana. Setelah alat tersebut diserah terimakan kepada Pemerintah Desa maka penduduk setempat memiliki tugas untuk merawat alat tersebut secara berkala. [caption id="attachment_2362" align="aligncenter" width="678"]Tanah longsor di dekat permukiman penduduk menjadi prioritas utama untuk mendapatkan bantuan alat EWS. Foto : Artadi Tanah longsor di dekat permukiman penduduk menjadi prioritas utama untuk mendapatkan bantuan alat EWS. Foto : Artadi[/caption] Terdapat satu lokasi yang disurvey oleh petugas berdasarkan informasi yang diberikan oleh Pemerintah Desa Sidorejo melalui Sekdes Shobari. Lokasi tersebut terdapat di Dusun Tempel RT 02/ RW 02. Dasar pertimbangannya berdasarkan keterangan dari petugas BPBD Kabupaten Wonogiri bahwa lokasi yang disurvey satu titik saja dengan memperhatikan aspek resiko, yaitu tanah bergerak yang beresiko menimbulkan banyak korban karena berdekatan dengan permukiman penduduk. Petugas mendatangi langsung lokasi tersebut dengan didampingi oleh Sekdes Shobari. Fendika mengatakan bahwa Desa Sidorejo menjadi prioritas utama menerima bantuan karena berdasarkan hasil survey menunjukkan resiko yang cukup tinggi. "Kami mengusakan untuk mendapatkan bantuan, namun kami tidak janji pasti terealisasi. Jika tidak mendapatkan dari BNPB maka kami akan mengusahakan bantuan melalui dana APBD". Kata Fendika.