Keberhasilan Program Sanitasi Desa Sidorejo

  • Feb 14, 2018
  • artadiputra

sidorejo-tirtomoyo.sideka.id, 14/02/2018. Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) merupakan pendekatan dan paradigma baru pembangunan sanitasi di Indonesia yang mengedepankan pemberdayaan masyarakat dan perubahan perilaku. Dengan program ini diharapkan dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Masyarakat Desa Sidorejo sudah berhasil mengubah perilaku Buang Air Besar Sembarangan (BABS) dengan adanya jamban yang sehat dan layak di setiap rumah. Hal itu merupakan kewajiban mendasar dalam mencapai taraf sanitasi yang baik. [caption id="attachment_306" align="aligncenter" width="1024"] Peserta Deklarasi Pilar STBM Desa Sidorejo Tahun 2018. Dihadiri oleh perangkat desa & tokoh masyarakat.[/caption] Selain BABS terdapat beberapa aspek sanitasi lain yang saling berkaitan dan ditetapkan sebagai 5 (lima) pilar STBM. Sebagaimana yang sudah dijelaskan oleh Pak Sunaryo (Yayok) dari Fasilitator Puskesmas Tirtomoyo 1 pada saat acara Deklarasi Pilar STBM di Ruang Rapat Desa Sidorejo, Rabu (14/02/2018). Acara ini dihadiri oleh perangkat desa dan perangkat kewilayahan serta tokoh masyarakat Desa Sidorejo. Pak Yayok menyebutkan 5 pilar tersebut meliputi :

  1. Stop Buang Air Besar Sembarangan (SBS)
  2. Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS)
  3. Pengelolaan Air Minum dan Makanan Rumah Tangga (PAMM-RT)
  4. Pengolahan Sampah Rumah Tangga (PS-RT)
  5. Pengolahan Limbah Cair Rumah Tangga (PLC-RT)
Menurut Pak Yayok bahwa masyarakat Desa Sidorejo sudah terbukti memiliki rumah sehat, yaitu rumah yang memiliki Jamban yang sehat dan layak. Selain itu Pak Mrih Budiyanto dari Fasilitator Puskesmas Tirtomoyo 1 menambahkan bahwa jamban yang baik adalah memiliki Septic Tank atau bak penampungan kotoran manusia berjarak minimal 10 meter dan memiliki struktur kedap sehingga kotoran tidak merembes keluar. Suatu hal yang salah di budaya masyarakat adalah orang dahulu mengatakan itu alasnya dari ijuk agar tidak cepat penuh, padahal kondisi seperti itu sangat memungkinkan adanya rembesan kotoran yang akan mencemari air di sekitarnya. Pak Mrih mengatakan bahwa Masyarakat bisa mengecek kualitas air dengan cara mendaftarkan kepada bidan atau petugas kesehatan yang ada di desa. Kebetulan Desa Sidorejo memiliki dua bidan yaitu Bu Panti dan Bu Putri, bisa mendaftar melalui mereka. Biaya laboratorium untuk kualitas air sekitar 35ribu rupiah sedangkan cek kandungan makanan sekitar 40ribu rupiah. Perlu diketahui bahwa air yang kita manfaatkan digolongkan menjadi 2 yaitu air minum dan air bersih. Kedua jenis air tersebut harus diperhatikan apakah ada kandungan bakteri Eschericia coli. Bakteri ini bisa menyebabkan sakit perut dan diare. Air minum tidak boleh mengandung bakteri tersebut. Sedangkan air bersih tidak boleh lebih dari 50 per 100 ml. Dari beberapa sampel air yang sudah diuji menunjukkan bahwa air dari Pakelan dan Towo memiliki kualitas terbaik. Hal ini seperti yang dijelaskan oleh Pak Mrih. Gerakan Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) pun sudah sangat umum dilakukan oleh masyarakat Desa Sidorejo. Hal ini tidak terlepas dari peran para kader PKK dan perangkat desa dalam mensosialisasikan hal tersebut kepada masyarakat. Kegiatan PAMM-RT di Desa Sidorejo juga sudah terlaksana dengan baik. Dari berbagai sampel makanan hanya ada satu jenis makanan yang belum aman yaitu jenis makanan tradisional semacam puli dan rambak dibuat dari bahan yang mengandung boraks. Namun jenis makanan ini sangat sulit dihindari karena sudah membudaya di masyarakat. Untuk saat ini hanya ada 3 pilar yang sudah berhasil dan dideklarasikan, yaitu SBS, CTPS, dan PAMM-RT. Sedangkan PS-RT dan PLC-RT belum bisa dilaksanakan dikarenakan faktor geografis Desa Sidorejo yang pegunungan dan jarak antar rumah yang masih jarang. Rencana selanjutnya adalah menangani sampah dengan metode Sanitary Landfill yaitu memanfaatkan tanah yang agak jurang/miring untuk menimbun sampah kemudian diurug tanah dan ditimbun sampah di atasnya lagi setinggi setengah meter selanjutnya ditutup tanah lagi dan demikian seterusnya. Syarat lokasi penimbunan sampah adalah di tempat yang jauh dari rumah penduduk. Itulah saran yang disampaikan Pak Mrih.